Persiapan Budidaya Lobster Air Tawar
Persiapan Budidaya Lobster |
1.
Pemilihan
Lokasi
Pada dasarnya, lokasi
tidak menjadi sesuatu yang mutlak diperhatikan dalam usaha budidaya lobster air
tawar, terutama untuk skala usaha kecil atau rumah tangga. Hal ini dikarenakan
usaha budidaya lobster dapat dilakukan di tempat yang tidak terlalu luas. Sehingga
lobster dapat dibudidayakan di lahan-lahan kosong yang berada di sekitar tempat
tinggal sahabat budidaya. Bahkan, halaman rumah pun bisa dijadikan sebagai
lokasi usaha. Namun, jika ingin budidaya lobster air tawar untuk skala besar
atau industri maka lokasi menjadi satu hal yang mutlak untuk diperhatikan.
Secara umum mendirikan
usaha Budidaya lobster, baik untuk usaha pembenihan maupun usaha pembesaran
sebaiknya memperhatikan faktor social ekonomi dan teknis. Beberapa faktor
social ekonomi yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut.
·
Lokasi usaha tidak termasuk daerah
kawasan industri yang padat.
Budidaya lobster di
daerah kawasan industri yang padat sebaiknya dihindari. Hal ini dikarenakan tingkat
pencemaran udara akibat asap pabrik di daerah tersebut dapat menganggu perkembangan
lobster. Selain itu, sungai di sekitar daerah kawasan industri biasanya
mengandung zat-zat kimia bercun bagi lobster.
·
Dapat memberikan dampak positif
bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha. Diharapkan
dengan berdirinya usaha Budidaya lobster air tawar di suatu daerah, masyarakat
dapat ikut merasakan manfaatnya seperti menjadi karyawan atau menjadi pemasok
saranan dan prasarana usaha. Bahkan, masyarakat di sekitar lokasi bisa
dijadikan sebagai mitra usaha atau menjadi plasma dari usaha yang didirikan.
·
Tersedia sarana dan prasarana yang
dapat memperlancar jalanya usaha.
Lokasi usaha Budidaya
sebaiknya dilengkapi dengan sarana pendukung usaha seperti sarana transportasi.
Dengan demikian, pengangkutan hasil produksi dan faktor produksi seperti bibit,
pakan, dan peralatan usaha lainnya dari dan ke lokasi usaha mudah dilakukan.
·
Aman dari gangguan luar.
Lokasi usaha sebaiknya
dipilih yang aman dari gangguan luar seperti pencurian dan hal-hal lain yang
dapat menganggu kelancaran usaha. Penentuan lokasi ini sangat penting
diperhatikan karena budidaya lobster merupakan usaha dengan investasi yang
cukup besar.
Adapun faktor teknis
yang harus diperhatikan sehubungan dengan penentuan lokasi usaha Budidaya
lobster air tawar di antarannya tersedia sumber air yang cukup, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Dengan demikian, air dapat digunakan sewaktu-waktu
tanpa harus tergatung pada musim, dan lokasi usaha harus bebas dari banjir.
Dengan memperhatikan faktor-faktor
social ekonomis dan teknis diharapkan dalam menjalankan usaha nantinya tidak
menghadapi hambatan. Kalaupun ada hambatan yang ditemui, dapat diatasi dengan
baik dan cepat sehingga secara keseluruhan tidak menghambat kegiatan usaha.
2. Sumber air
Air menjadi kebutuhan
utama dalam Budidaya lobster. Selain itu, sebagai media internal, air juga
sebagai media eksternal bagi lobster. Sebagai media internal, air berfungsi
sebagai pengangkut bahna pakan dan memperlancar metabolism dalam tubuh lobster.
Sebagai media eksternal, air berfungsi sebagai habitat lobster sehingga tanpa
air, tidak mungkin lobster bisa hidup.
Lobster air tawar tentu
hidup di air tawar. Beberapa sumber air tawar yang dapat digunakan untuk
memelihara lobster adalah air sumur dan air pam atau air ledeng. Namun, kedua
sumber air tersebut tidak dapat langsung digunakan, tetapi harus diolah
terlebih dahulu dan disesuaikan dengan kualitas air yang sesuai untuk lobster.
Kualiatas air dapat diketahuai dari keadaman (pH), suhu, kadar kesadahan (DH), kandungan
oksigen(O2), dan kandungan karbondioksida (Co2). Lobster menginginkan air
dengan ph 7-8 dengan suhu 20-24˚c dan tingkat kesadahan air itu agak lembut,
yaitu antara 10-12˚ dH. Sementara kandungan O2 minimal 7 ppm dan CO2 maksimal
10 ppm.
Air yang berasal dari
sumber (air tanah) dapat langsung digunakan tanpa harus diolah terlebih dahulu.
Namun, air pam (air ledeng) harus diuapkan selama 10-12 jam sebelum digunakan.
Penguapan air ledeng dimaksudkan untuk mengurangi kandungan klor di dalamnya.
Air dengan kandungan klor yang tinggi dapat dipastikan memiliki pH yang tinggi
pula. Dengan penguapan, pH air ledeng dapat kembali mendekati normal.
3. Bak pemeliharaan
Bak atau kolam
pemeliharaan merupakan tempat pembudidayaan lobster air tawar. Bak digunakan
untuk memelihara induk dan sebagai tempat pembesaran.
Bak Fiber Budidaya Lobster |
Bak dapat berbentuk
segi empat atau disesuaikan dengan luas dan bentuk lahan yang tersedia. Namun, yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan bak atau kolam lobster adalah ukurannya. Ukuran
bak yang ideal sekitar 200 cm x 50 cm. bak yang terlalu luas akan sulit
mengontrolnya, terutama jika ada lobster yang moulting.
Bak Semen Budidaya Lobster |
Bak untuk pemeliharaan
lobster dibangun dengan bahan campuran semen dan pasir. Tebal dinding bak
disesuaikan dengan besarnya. Yang membedakan dengan kolam ikan adalah pada
bibir atas bak bagian dalam diberi kaca, porselen, atau cukup diaci dengan
semen. Tujuanya untuk mencegah lobster kabur dari bak. Lobster air tawar
terkenal dengan sifat pengembaraanya yang tinggi. Dengan adanya kaca atau
porselen yang dipasang di bibir kolam bagian dalam, lobster tidak bisa merayap
naik karena kondisi bak yang licin. Tinggi kaca atau porselen dari bibir atas
kolam bawah cukup 20 cm. sementara dinding bagian bawah sampai dasar bak (ketinggian
sampai 30 cm) diplester dengan semen. Bagian ini juga merupakan batas pengisian
air.
Bak Semen Budidaya Lobster Rumahan |
Untuk mencegah luapan
air bak dan menciptakan kondisi air yang mengalir, sebaiknya dibuat saluran
pembangunan. Saluran ini dapat dipasang di dinding bak dengan cara melubangi
dinding pada ketinggian 30 cm. lubang pembuangan dapat pula dibuat di bagian
tengah atau pinggir bak dengan cara memasang pipa pralon berdiameter 1 inci
(2,5 cm) setinggi air bak. Namun, lubang tersebut harus ditutup dengan kawat
kasa agar lobster muda tidak mudah kabur. Lubang pembuangan sebaiknya dibuat
sedemikian rupa sehingga mempermudah saat pengurasan air bak. Sementara untuk
proses pemasukan air ke dalam bak, tidak harus dibuat lubang pemasukan.
Pemasukan air ke dalam kolam cukup dilakukan melalui selang yang dibentangkan
di atas kolam.
4. Akuarium
Adapun jenis akuarium
yang dibutuhakan dalam pembudidayaa lobster air tawar adalah akuarium
perkawinan induk, akuarium pengeraman dan penetasan, serta akuarium
pemeliharaan benih. Akuarium lobster dapat berbentuk persegi empat panjang atau
bujur sangkar. Akuarium dibuat dari kaca dengan ketebalan kava disesuaikan
dengan besar-kecilnya akuarium. Akuarium perkawian induk yang ideal untuk
lobster air tawar dibuat dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 45 cm. akuarium
pengeraman dan penetasan dengan ukuran 60 cm x 45 cm x 40 cm. adapun akuarium
pemeliharaan benih dibuat dengan ukuran 100 cm x 70 cm x 25 cm.
Akuarium Anakan / Induk Lobster |
Akuarium untuk Budidaya Lobster |
Untuk mencegah lobster
kabur dari akuaarium, sebaiknya di setiap bagian atas dinding atau bibir akuarium
dipasang kaca dengan lebar sekitar 5-8 cm sehingga terlihat menutupi sebagian
akuarium. Di salah satu sudut akuarium bagian atas tersebut diberi lubang
sebesar selang aerator. Selain sebagai tempat masuknya selang aerator, lubang
tersebut juga dimasudkan untuk mencegah lobster merayap keluar melalui selang
aerator.
5. Pipa paralon dan roster
Roster dan Pralon pada Kolam Budidaya |
Pipa paralon dan roster
merupakan tempat persembunyian sekaligus sebagai tempat berlindung dari cahaya
yang berlebihan, seperti sinar matahari. Ukuran diameter dan panjang pipa
paralon disesuaikan dengan pertumnuhan lobster. Dalam table 1 dipaparkan ukuran
pipa paralon yang disesuaikan dengan umur lobster.
Diameter pipa
(inci)
|
Panjang
pipa
(cm)
|
Umur lobster
(bulan)
|
0,5
|
4-5
|
1-2
|
1
|
6
|
2-3
|
2
|
10
|
3-4
|
3
|
14
|
4-4,5
|
4
|
20
|
5- 6
|
5
|
26
|
>6
|
Roster bisa digunakan
sebagai tempat persembunyian mempunyai kelemahan, yaitu hanya bisa digunakn
untuk anakan sampai umur 3 bulan atau panjang tubuh maksimal sudah mencapai 7,5
cm. kelemahan lain dari roster adalah daya tahannya yang tidak lama jika
dibandingkan dengan pipa paralon. Roster juga lebih mudah pecah.
Pipa-pipa paralon yang
digunakan, baik di akuarium maupun di dalam kolam, sebaiknya saling direkatkan
dengan lem atau diikat dengan kawat. Jumlah pipa-pipa tersebut tidak bergerak
bebas di dalam air ketika digunakan oleh lobster untuk bersembunyi.
6. Aerator
Peralatan Budidaya
lobster yang juga harus dipersiapkan yaitu aerator. Alat ini sangat penting
keberadaannya karena tanpa alat ini maka sangat mungkin lobster akan mati di
dalam akuarium atau bak akibat kekurangan pasokan oksigen dari udara. Aerator
yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah atau besar kecilnya akuarium
dan aksesoris akuarium dan ikan hias.
7. Peralatan pendukung lainnya
Peralatan pendukung
yang sebaiknya tersedia adalah PH tester, heater, dan selang penyedot kotoran.
Alat-alat tersebut hanya sewaktu-waktu digunakan. Selang penyedot, misalnya,
baru digunakan pada saat menyedot kotoran atau peragantian air.
Sekian artikel tentang persiapan
budidaya / beternak Lobster Air Tawar, Semoga bermanfaat. Baca juga artikel
terkait tentang lobster di bawah ini:
·
Klasifikasi Lobster Air Tawar
0 Response to "Persiapan Budidaya Lobster Air Tawar"
Posting Komentar